SALAH KAMAR. OLEH-OLEH PENGETAHUAN DARI TEMAN
Kadang-kadang kita karna ummiy dalam bahasa arab, Maka dampak logisnya
adalah ikut-ikutan atau denger dari orang dalam kalimat tertentu.
Padahal belum tentu itu betul adanya. Atau karna udah jadi kata serapan
maknanya jadi baku apa yang kita pahamin dalam bhs Indo padahal sbtulnya
jauh dari kenyataan.
Contoh dalam kalimat berikut
Maka dari itu, ini ada beberapa hal atau ungkapan yang maknanya sedikit
agak salah kaprah ditengah-tengah kehidupan kita. Terkait ungkapan dalam
berbahasa arab. Dan ini harus diluruskan.
Yang pertama
Silaturohim. Makna asalnya adalah kegiatan untuk menyambung tali
kekeluargaan. Jadi sebetulnya ini hanya berlaku untuk yang masih ada
hubungan darah. Misal keponakan dateng kerumah paman, dan contoh sejenis
lainnya. Jadi ketika kita dateng kerumah entah kawan, guru, dsb yang
gak ada sama sekali hubungan darahnya maka itu disebut ziaroh. Yup.
Ziaroh bukan cuman ke kuburan aja. Karna ziaroh itu artinya berkunjung
secara bahasa.
Selanjutnya Al Marhum atau Al Maghfur,, agak
kurang tepat karna menggunakan ism maf’ul. Kalo pake lafazh al marhum
maka artinya adalah yang dirahmati Allah ta’ala. Al Maghfur maka artinya
jadi yang diampuni Allah Ta’ala. Nah ini perkara ghoib jadi cuman Allah
aja yang tau dan berkehendak.
Alangkah lebih tepat pake
rahimahullah, atau ghofarallahu lahu.Karna doa dalam bahasa arab
menggunakan fi’il madhi atau kata kerja lampau. Kalo kita terjemah
Rohimahullah artinya itu smoga Allah merahmatinya. Jadi ada letak sebuah
pengahrapan atau do'a. Beda sama yg pertama itu berupa kalimat
pernyataan yang udah mengandung kepastian.
Contoh laen do’a,
barokallah laka pada hapal kan –dengan ba panjang--?(dia harus pake
laka, atau laki, atau lakum tergantung dhomirnya, jadi jangan barokallah
saja) jadi artinya smoga Allah memberkahimu. Atau Jazakallah dengan jim
atau ja yang panjang –semoga Allah membalasmu--, atau syafakallah
dengan fa panjang –semoga Allah mnyembuhkanmu. Atau zawwajakallah
dengan tasydid di huruf waw (smoga Allah menikahkanmu). Lha koq
nyangkut kemari??. Dan banyak lagi yang laennya.
NB : ini harus
tertib dhomir (kata ganti) ya, gak boleh gak. Misal Si A sakit, lalu Si
B itu kasih tau Si C. Maka si C harus jawab syafahullah, jangan
syakallah lagi. Karna kalo syafakallah nanti doanya buat si B, tapi
syahullah doanya buat Si A. Hu artinya dia sedangkan ka artinya kamu.
Mabruk, ini juga kalimat satu agak kurang pas. Biasanya mabruk ini
dipake sebagai ganti barokallah. Tapi dari segi arti ini agak salah.
Karna si mabruk ini bisa diartikan ‘yang didudukan’ walaupun masih
kurang tepat artinya. Karna penyebutan mabruk identik dengan onta.
Ahsannya pake mubarok, jangan mabruk. Entah mungkin agak ribet atau apa. Jadinya si mubarok ini berubah jadi mabruk.
Afwan Jiddan / afwan jayyid jiddan. Kata jiddan emang artinya sangat.
Tapi kurang pas kalo diletakkan setelah afwan. Harusnya Jiddan ini
pasangannya kata sifat, misal anta dzakiyyun jiddan (anda pintar
sekali), ahsan itu ‘afwan ‘afwan jadi diulang sebagai bentuk taakid /
penegasan.
Lanjut ya, setelahnya ada ungkapan “Sidang jumat
rohimakumullah”,, agak kurang pas karna doa smoga Allah merahmati
kalian adalah untuk orang yang sudah meninggal, jadi bayangkan saja
sendiri,, lebih pas hafizhokumullah -semoga Allah memelihara kalian-,
coba baca lagi tulisan2 arab. Pasti ada tulisan misal Syaikh fulan
hafizhkomullah kalo dia masih hidup, kebalikannya kalo yang udah
meninggal pasti rohimahullah, misal Imam Asy Syafi’i rohimahullah
Fitnah, ini bukan nuduh tanpa bukti, arti sebenernya itu ujian. Di Al
quran ada ayat innama amwalukum wa awladukum fitnah. Artinya sungguh
harta dan anak-anakmu itu ujian. Jadi ayat wal fitnatu asyaddu minal
qotli, gak berlaku disini. Yg pernah baca, fitnah di ayat itu artinya
penyiksaan tawanan perang oleh orang2 kafir quraisy -kalo ga salah-.
Kalo Fitnah yang bahasa Indo kita ubah ke bahasa arab maka penulisannya
jadi seperti ini nih ‘iftiro’.
Sholawat juga, lebih baik
ditulis lengkap sholallahu ‘alayh wasallam,, jadi jangan trlalu pelit,
cuman nulis SAW,, begitu juga rodhiyallahu ‘anhu ahsan lengkap jangan
cuman RA. Karna kalo kita baca kitab hadits itu ditulisnya lengkap
Muhammad Sholallahu ‘alayh wasallam. Dan para Imam tersebut gak bosen
buat ngulang-ngulang sholallahu ‘alayh wasallam walaupun mungkin jumlah
hadisnya ribuan.
Semoga Bermanfaat, dan Next kita tidak menjadi salah kamar lagi.
0 komentar:
Posting Komentar